Aksi Coret Warnai Ujian Nasional Terakhir
Hot: |
MEDAN|OB – Aksi coret seragam bagi kalangan pelajar di Kota Medan masih saja kerap terjadi, meskipun Dinas Pendidikan Sumatera Utara telah melarang aksi tersebut.
Pantauan di beberapa sekolah di Kota Medan, hari ini (18/4), masih terjadi pada hari terakhir pelaksanaan UN tingkat SMK.
Para siswa yang melakukan aksi coret baju terlihat pada siswa SMK Raksana, SMKN 5 Medan, SMK Dwi Warna dan SMK Eria.
Para siswa tersebut melakukan aksi coret
baju tepat didepan sekolah dengan menggunakan berbagai alat, seperti
cat semprot dan spidol.
Hal hasil, apa yang dilakukan para
mahasiswa ini tentu saja mengundang perhatian masyarakat pengguna jalan.
Akibatnya kemacetan pun terjadi meski tidak berlangsung lama.
Mirna, salah seorang siswa SMK Raksana mengatakan, aksi coret baju ini merupakan tradisi setiap tahun usai ujian nasional.
“Ini sebagai bentuk luapan kegembiraan
kami karena telah melewati masa-masa yang menegangkan. Ini hanya setahun
sekali, dan ini tahun kami terakhir di SMK. Jadi tidak ada salahnya
kami melakukan ini sebagai kenang-kenangan. Karena setelah ini belum
tentu kami nantinya bisa melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi,”
ujarnya.
Saat ditanya apakah tidak ada imbauan
dari sekolah untuk tidak melakukan aksi coret usai UN, dirinya
mengatakan, memang sebelumnya kepala sekolah dan guru-guru telah
mengumumkan itu. Namun baginya itu tidak terlalu menjadi permasalahan.
“Kami kan tidak melakukan aksi coret di
sekolah. Coretan-coretan di seragam ini akan menjadi kenangan yang manis
bagi kami,” katanya.
Sementara itu, Ardi, salah seorang
pengguna jalan di Gajah Mada mengatakan, aksi para siswa ini dinilai
tak terpuji. Pasalnya, mereka belum juga dinyatakan lulus, namun sudah
bertindak diluar kewajaran.
Ia mengatakan, seharusnya mereka tidak
perlu mencorat coret baju, melainkan mereka harusnya pulang ke rumah
dengan tertib lalu berdoa semoga lulus UN tahun ini.
“Aksi corat coret ini sangat menganggu
pengguna jalan. Akibat ulah para pelajar itu, banyak pengemudi kendaraan
memperhatikan mereka. Akibatnya, arus lalu lintas jadi terhenti
sementara. Beruntung, aksi tersebut tak menimbulkan kecelakaan lalu lintas,” katanya.
Corat coret terhadap seragam ini, sangat
disayangkan. Padahal, mereka tak perlu melakukannya. Karena, baju
tersebut masih bisa dimanfaatkan untuk adik atau saudaranya.
“Pelajar sekarang sulit diatur. Mereka sudah senang duluan, padahal belum tentu lulus,” ujarnya dengan nada kesal. [hmt]
related post
- Pantun Kesehatan
- PNPM, Upaya Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
- Obat Kumur Berisiko Kanker Mulut
- Customer Service Bandara Polonia Belum Efektif
- Telkomsel - KONI
0 komentar :
Posting Komentar